TfG9GpriTfr5TUCiGSW5TfziTd==
Light Dark
Wapres Gibran Sambangi Desa Adat Sade: Merangkai Budaya, Menggerakkan Pariwisata

Wapres Gibran Sambangi Desa Adat Sade: Merangkai Budaya, Menggerakkan Pariwisata

Wapres Gibran Menyapa Sade: Dari Rumah Adat Hingga Pohon Cinta, Budaya Sasak Jadi Sorotan Nasional
Daftar Isi
×

 

Tenun, Tradisi, dan Transformasi: Wapres Gibran Ajak Desa Sade Menyongsong Ekonomi Berbasis Budaya (Foto:Dok.Setwapres)
Lombok Tengah |masbhabinnews.com

Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, melanjutkan kunjungan kerjanya di Nusa Tenggara Barat dengan menyambangi Desa Adat Sade, sebuah desa wisata budaya yang sarat nilai-nilai kearifan lokal Suku Sasak, Sabtu (2/8/2025).

Sebelumnya, Wapres sempat meninjau geliat ekonomi masyarakat di Pasar Tradisional Kebon Roek. Dari pasar rakyat, langkah Wapres berlanjut ke kawasan yang sejak lama menjadi simbol identitas budaya Lombok Tengah, tepatnya di Desa Rembitan, Kecamatan Pujut.

Kunjungan ini bukan sekadar seremonial. Di Desa Sade, Wapres meninjau secara langsung kehidupan masyarakat adat, menyaksikan keaslian budaya yang masih lestari, serta melihat peluang besar pengembangan pariwisata berbasis komunitas sebagai salah satu motor penggerak ekonomi daerah.

Penguatan sektor pariwisata budaya dan pemberdayaan UMKM akan menjadi pilar utama dalam pembangunan kawasan wisata prioritas, termasuk di Lombok. Aspirasi masyarakat harus menjadi kompas kebijakan," ujar Wapres dalam pernyataan singkatnya.

Komitmen ini selaras dengan arahan Presiden Prabowo Subianto, yang menekankan pentingnya percepatan pembangunan destinasi pariwisata strategis sebagai bagian dari upaya pemerataan pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.

Menyelami Tradisi, Memahami Filosofi

Didampingi Gubernur NTB Lalu Muhammad Iqbal dan pemandu lokal Sanah Ardinata, Wapres menyusuri area Balai Adat Gonong Rata, pusat pemukiman warga yang mempertahankan arsitektur khas rumah adat Sasak.

Rumah-rumah di kawasan ini memiliki ciri khas: bagian depan yang rendah. Bukan tanpa alasan, struktur ini sarat makna.

“Kami menyebutnya Balai Tani. Hampir semua warga di sini petani. Desain rumah yang rendah itu mengajarkan siapa pun yang masuk untuk menunduk—tanda hormat dan rendah hati,” jelas Talib, Koordinator Pemandu Wisata Desa Sade.

Wapres juga mengunjungi salah satu ikon lokal yang menarik perhatian wisatawan, yaitu Pohon Cinta—bagian dari paket wisata edukatif yang dirancang untuk memperkenalkan narasi-narasi lokal kepada para pelancong.

Desa Budaya yang Teruji Waktu

Desa Sade bukan nama baru di dunia pariwisata. Sejak 1982, kawasan ini telah dikenal sebagai desa wisata, dan pengakuan resmi dari Kementerian Pariwisata hadir pada 1993.

Setiap musim liburan, arus wisatawan meningkat pesat, terutama dari Spanyol, Italia, Belanda, dan Prancis. Hal ini membuktikan bahwa budaya lokal memiliki daya tarik global.

Di sela kunjungan, Wapres menyempatkan diri berdialog dengan perajin tenun tradisional yang memintal benang kapas menjadi kain-kain khas seperti songke, ragi genap, dan tampu kemalu—produk unggulan yang menjadi magnet tersendiri bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.

Daya tarik inilah yang membuat wisatawan asal Prancis, Philippe dan Elisabeth Tretiack, merasa terkesan. Mereka bahkan berkesempatan untuk berfoto bersama Wapres sebagai kenang-kenangan yang tak terlupakan.

Komitmen Pemerintah: Budaya Adalah Masa Depan

Kunjungan Wapres Gibran bukan hanya simbol perhatian pemerintah pusat terhadap daerah, tetapi juga sinyal kuat bahwa pelestarian budaya dan penguatan ekonomi lokal melalui pariwisata harus berjalan beriringan.

Desa Sade menjadi contoh nyata bahwa budaya tidak hanya untuk dilestarikan, tetapi juga dimanfaatkan secara bijak sebagai aset ekonomi yang mampu membawa kesejahteraan bagi masyarakat.


{msb}


0Komentar

Special Ads