![]() |
Saat keindahan bicara tanpa kata. Kompol I Gede Suartika tak mampu menyembunyikan rasa kagum saat menikmati harmoni artistik sebuah bonsai dalam kontes seni hidup Bondowoso 2025 (Foto:Dok.Humas) |
Acara ini bukan sekadar kontes tanaman hias, tetapi menjadi panggung bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk menunjukkan potensi ekonomi dari seni bonsai. Puluhan pelaku industri kreatif turut terlibat, menghidupkan denyut ekonomi rakyat melalui karya-karya seni botani nan elegan.
![]() | |
|
Dalam sambutannya, Kompol I Gede Suartika menyampaikan apresiasi mendalam terhadap para seniman bonsai. “Merawat bonsai membutuhkan kesabaran, cinta, dan dedikasi tinggi. Jika tanaman saja bisa dijaga dan dirawat dengan penuh kasih, apalagi yang lain,” ujarnya disambut tepuk tangan. Ia menambahkan, bonsai telah menjadi lebih dari sekadar hobi tapi kini menjadi tumpuan hidup bagi ribuan masyarakat Bondowoso dan pilar penting dalam UMKM daerah.
“Kami berharap seni bonsai tak hanya berkembang sebagai bentuk ekspresi estetika, tapi juga menjadi ikon budaya Bondowoso yang mendunia,” imbuhnya.
Ketua PPBI Bondowoso, Aiptu Ahmad Abadi, menyampaikan terima kasih kepada seluruh panitia dan semua pihak yang berkontribusi atas suksesnya acara ini. Ia menegaskan bahwa kontes ini merupakan agenda rutin yang tidak hanya bertujuan sebagai ajang kompetisi, namun juga sebagai sarana edukasi, inspirasi, dan mempererat silaturahmi antar penggemar bonsai dari berbagai daerah.
Tak hanya memamerkan karya seni hidup, panitia juga menggelar rangkaian kegiatan sosial seperti sunatan massal dan pemeriksaan kesehatan gratis, bekerja sama dengan Klinik Al Fatih. Ketua panitia, Ari Bastian, mengatakan bahwa kegiatan sosial ini adalah bentuk nyata kontribusi komunitas bonsai terhadap masyarakat luas.
“Kami ingin menunjukkan bahwa seni bisa menyentuh sisi kemanusiaan, bukan hanya keindahan,” tegasnya.
Lebih dari 350 bonsai berkelas dari berbagai daerah seperti Lampung, Malang, Banyuwangi, Bali, hingga kawasan Tapal Kuda turut ambil bagian. Jenis-jenis bonsai dikurasi secara profesional, menampilkan berbagai kategori mulai dari bonsai prospek, bonsai madya, hingga regional terbaik.
Pengunjung yang memadati area pameran tampak terpukau menyaksikan detail demi detail dari setiap tanaman miniatur yang dipamerkan. Keindahan batang yang meliuk artistik, cabang yang tertata rapi, serta keharmonisan komposisi pohon dan pot, menjadi daya tarik utama yang memanjakan mata dan hati.
Seni bonsai yang dijalankan dalam skala kecil hingga menengah memiliki ciri khas UMKM: fleksibel, berorientasi pasar, dan berbasis keterampilan. Dengan permintaan yang terus meningkat dari kolektor dan pecinta tanaman hias, usaha ini menunjukkan potensi ekonomi yang sangat menjanjikan.
Peningkatan minat masyarakat terhadap bonsai juga membuka peluang pasar yang lebih luas, mulai dari domestik hingga internasional. Bondowoso, dengan kekayaan alam dan semangat komunitasnya, berpotensi besar menjadi salah satu sentra bonsai terkemuka di Indonesia.
Selama ini, bonsai kerap dipandang sebatas hobi semata. Namun pada kenyataannya, bonsai adalah bagian penting dari sektor UMKM yang turut berperan aktif dalam menggerakkan perekonomian daerah. Melalui kreativitas, ketekunan, dan nilai estetika tinggi, komunitas bonsai memberikan kontribusi nyata bagi roda ekonomi lokal. Oleh karena itu, sudah saatnya pemerintah daerah memberikan dukungan konkret dan perhatian lebih kepada komunitas bonsai di Bondowoso, agar seni ini terus tumbuh dan memberikan dampak lebih luas di masa depan.
{Abad⁷⁷}
0Komentar