Wakapolres Bondowoso Kompol I Gede Suartika bersama jajaran Forkopimda menghadiri Festival Batik Bondowoso 2025, menegaskan dukungan Polri...
masbhbainnews.com
Festival Batik Bondowoso 2025 tidak hanya menjadi ajang pameran budaya, tetapi juga menampilkan sosok pemimpin inspiratif. Wakapolres Bondowoso, Kompol I Gede Suartika, hadir dengan penuh wibawa dalam balutan batik warana kuning emas dipadukan udeng khas Bali berhias lambang Tribrata. Posturnya yang tegap dengan tinggi badan 180 sentimeter membuat penampilannya semakin serasi, sekaligus mencerminkan kepribadian sederhana namun berkarisma.
Bondowoso|masbhbainnews.com
![]() |
Sosok sederhana namun penuh kharisma, Kompol I Gede Suartika (kiri), tampil serasi di tengah semarak Festival Batik Bondowoso 2025 (foto:dok.masbhabinnews) |
“Batik adalah identitas bangsa. Dengan melestarikannya, kita bukan hanya menjaga warisan leluhur, tetapi juga memperkuat ekonomi para perajin lokal. Inilah bentuk nyata kebersamaan dalam menjaga persatuan dan kedaulatan budaya Indonesia,” ungkap Kompol I Gede Suartika.
Festival Batik Bondowoso 2025 digelar di sepanjang jalan depan Pendapa Bupati, Sabtu (23/8/2025), dan dibuka langsung oleh Bupati Bondowoso, Abdul Hamid Wahid. Acara ini diharapkan mampu memperkuat rasa bangga terhadap produk lokal sekaligus memperluas peluang ekonomi daerah.
Dalam sambutannya, Bupati menyebut festival ini bukan hanya perayaan seni, tetapi juga wadah untuk menumbuhkan kreativitas dan memperkuat pariwisata Bondowoso.
“Melalui festival ini, kita ingin mengukuhkan kembali kebanggaan terhadap produk dalam negeri, serta membuka ruang bagi pelaku usaha dan pengrajin untuk berkembang,” tegas Bupati.
Kehadiran Wakapolres bersama jajaran Forkopimda dalam Festival Batik Bondowoso menjadi bukti nyata sinergi antara pemerintah, aparat keamanan, dan masyarakat. Dukungan Polri melalui sosok Kompol I Gede Suartika memperlihatkan bahwa menjaga batik sama artinya dengan menjaga identitas bangsa.
Festival Batik Bondowoso 2025 pun menjadi momentum penting untuk memastikan batik tetap lestari, diakui dunia, sekaligus menjadi motor penggerak ekonomi kreatif masyarakat Bondowoso.
Bagi warga Bondowoso, sosok Wakapolres tidak hanya dikenal sebagai aparat penegak hukum, tetapi juga sebagai pemimpin yang dekat dengan masyarakat dan peduli terhadap kelestarian budaya lokal. Ia menunjukkan bahwa melestarikan batik sama artinya dengan menjaga masa depan generasi bangsa.
“Mari kita cintai, gunakan, dan lestarikan batik. Dengan cara itu, kita telah memberikan penghargaan kepada para perajin sekaligus memastikan bahwa warisan budaya ini tetap hidup dan diakui dunia,” tutup Kompol I Gede Suartika.
Festival Batik Bondowoso 2025 bukan hanya pesta budaya, tetapi juga menjadi momentum kebangkitan ekonomi kreatif daerah. Ribuan pengunjung memadati kawasan pendapa, menyaksikan pameran karya-karya batik khas Bondowoso yang kaya filosofi. Para pelaku UMKM, pengrajin batik, hingga pelajar turut meramaikan acara, menjadikan festival ini sebagai ruang ekspresi sekaligus peluang pemasaran yang luas.
Dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah, masyarakat, dan jajaran kepolisian, festival ini diyakini mampu menjadi pintu masuk Bondowoso menuju panggung budaya nasional dan internasional.
Kehadiran Wakapolres Kompol I Gede Suartika dalam Festival Batik 2025 bukan sekadar menghadiri acara seremonial, tetapi menjadi pesan kuat bahwa pelestarian budaya adalah tugas mulia yang harus dilakukan bersama. Batik Bondowoso, dengan corak khas dan makna filosofisnya, memiliki peluang besar untuk mendunia jika dijaga, didukung, dan dikembangkan secara berkesinambungan.
Festival ini meneguhkan keyakinan bahwa batik bukan hanya kain bermotif indah, tetapi juga identitas, kebanggaan, dan masa depan bangsa Indonesia. Dan di tengah semaraknya festival, sosok Kompol I Gede Suartika hadir sebagai teladan nyata: pemimpin yang tegas, berwibawa, namun tetap dekat dengan masyarakat serta menjunjung tinggi nilai budaya.
(Abad⁷⁷)
Tidak ada komentar