Wapres Gibran Rakabuming Raka menghentikan langkahnya sejenak untuk kembali dan bersalaman dengan pedagang yang sempat terlewat. Gestur se...
masbhabinnnews.com
Di tengah hiruk pikuk aktivitas pagi di Pasar Tradisional Kebon Roek, Kota Mataram, suasana Sabtu (2/8/2025) mendadak berbeda. Langkah santai namun penuh perhatian menyusuri lorong pasar itu datang dari Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, yang memulai hari keduanya dalam kunjungan kerja di Nusa Tenggara Barat.
Pasar yang terletak di Jalan Adi Sucipto, Ampenan itu menjadi tujuan utama Wapres untuk menyapa langsung para pelaku UMKM, mendengarkan aspirasi, sekaligus melihat denyut ekonomi rakyat dari dekat.
Komitmen Pemerintah: Dengarkan Rakyat, Perkuat UMKM
Kehadiran Wapres di pasar rakyat ini bukan sekadar simbolik. Ia datang dengan pesan jelas: negara harus hadir langsung di tengah masyarakat, menyerap suara rakyat, dan merespons kebutuhan nyata—terutama terkait harga bahan pokok, ketersediaan LPG 3 kg, dan kondisi pelaku UMKM.
“Ini bukan hanya kunjungan biasa, tapi bagian dari komitmen kami untuk mendengar langsung apa yang dirasakan masyarakat,” ungkap Wapres di sela-sela kunjungan.
Langkah ini juga sejalan dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto, yang menekankan pentingnya stabilisasi harga, penguatan daya beli masyarakat, dan pemberdayaan UMKM sebagai tulang punggung ekonomi nasional.
Dialog di Tengah Pasar: Antara Klepon, Harga Cabai, dan Harapan
Antusiasme warga terlihat jelas. Wapres tak segan berdialog langsung dengan pedagang dan pembeli. Senyum ramah dan jabat tangan menjadi momen hangat di tengah rutinitas pasar.
Khadijah (60), pedagang jajanan pasar, tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. Dagangannya diborong langsung oleh Wapres.
“Alhamdulillah, Pak Wapres beli jajan saya. Harusnya 60 ribu, tapi dibayar 100 ribu. Beliau juga pilih sendiri—klepon, dadar gulung, lapis. Saya sampai kaget,” ujarnya sambil tersenyum bangga.
Sementara itu, Sahram (35), pedagang cabai yang telah berjualan sejak 2011, menyampaikan rasa syukurnya atas stabilnya harga cabai saat ini.
“Mudah-mudahan pemerintah terus jaga kestabilan ini. Kalau harga anjlok, kami yang paling merasakan,” katanya.
Tak ketinggalan, Hairani (28), pengunjung asal daerah pegunungan, berharap agar perhatian pemerintah juga menyentuh distribusi LPG bersubsidi.
“Kalau bisa, harga LPG 3 kg dikendalikan. Soalnya di tempat saya, harga bisa beda jauh,” ungkapnya.
Negara Hadir, Aspirasi Tersalurkan
Kunjungan ini menjadi bukti bahwa pemerintah ingin membangun komunikasi dua arah yang terbuka dan humanis, dengan menjadikan pasar rakyat sebagai ruang bertukar cerita antara pemimpin dan warga.
Bagi para pedagang, bukan hanya barang dagangan yang laku. Tapi lebih dari itu, perhatian dan kehadiran langsung pemimpin negara membawa semangat baru di tengah tantangan ekonomi.
{msb}
Tidak ada komentar