Kesederhanaan yang Tak Berubah: Wapres Gibran Makan Siang di Warung Sederhana, Tuai Pujian Warga

Bukan di ruang rapat megah atau restoran bintang lima, tapi di sebuah warung sederhana. Wapres Gibran dan Ketua DPR Sufmi Dasco menunjukkan ...

Bukan di ruang rapat megah atau restoran bintang lima, tapi di sebuah warung sederhana. Wapres Gibran dan Ketua DPR Sufmi Dasco menunjukkan bahwa diskusi penting bangsa bisa dimulai dari meja makan yang membumi (Foto:Dok.Setwapres)

Jakarta |masbhabinnews.com

Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka kembali menunjukkan konsistensinya menjaga gaya hidup sederhana, meski kini memegang jabatan tertinggi kedua di negeri ini. Dalam setiap kesempatan, Gibran selalu tampil apa adanya—dengan busana kasual, pilihan lokasi yang membumi, dan interaksi hangat bersama masyarakat.

Pemandangan itu kembali terlihat saat Gibran makan siang bersama Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad di sebuah rumah makan sederhana. Tanpa pengawalan ketat yang biasa melekat pada pejabat tinggi negara, keduanya menikmati menu ala rumahan: semangkuk mie bakso, sepiring nasi dendeng balado, dan tumis daun pepaya.

Kesederhanaan ini tak hanya menjadi sorotan, tetapi juga memantik pujian dari berbagai kalangan. Salah satu warga yang menyaksikan langsung momen tersebut mengungkapkan kekagumannya.

“Sifat dan karakter seseorang itu terlihat saat ia diberi jabatan atau kekayaan. Kalau mendadak bergaya mewah, berarti itulah sifat aslinya. Tapi Wapres Gibran berbeda. Dari dulu sampai sekarang, sikapnya tetap sama—sopan, sederhana, dan dekat dengan rakyat,” ujar warga tersebut.

Menurutnya, sikap seperti inilah yang dirindukan masyarakat. Kehadiran Wapres tanpa jarak, memilih tempat sederhana, dan membuka ruang bagi rakyat untuk menyampaikan aspirasi tanpa protokol yang kaku, membuatnya semakin dicintai.

Gaya hidup sederhana Gibran bukan sekadar pencitraan sesaat, melainkan konsistensi yang sudah melekat sejak sebelum ia menjabat. Dari Solo hingga kini di Istana, prinsip itu tetap terjaga—membuktikan bahwa kedekatan dengan rakyat tak harus dibangun dari panggung megah, melainkan dari meja makan yang sederhana.

{msb}