Kapolres Jember AKBP Bobby A. Condroputra Dorong Reformasi Humanis Melalui Latihan Dalmas

 

Kapolres Jember AKBP Bobby A. Condroputra wujudkan kepemimpinan berempati melalui latihan Dalmas yang melibatkan langsung para Kapolsek, memperkuat solidaritas dan kesiapsiagaan personel (Foto:Dok.Abadi)

Jember |masbhabinnews.com

Dalam struktur pengamanan Polri, Dalmas (Pengendalian Massa) adalah garda terdepan dalam menjaga stabilitas saat terjadi kerawanan sosial. Mereka berdiri di garis paling depan, menghadang potensi kericuhan, melindungi masyarakat, dan memastikan situasi tetap terkendali tanpa mengedepankan kekerasan. Dalmas bukan sekadar pasukan pengurai massa, tetapi simbol profesionalisme, keberanian, dan ketahanan fisik maupun mental.

Kapolres Jember AKBP Bobby A. Condroputra memberikan arahan langsung tentang teknik dasar Dalmas, memastikan setiap personel memahami gerakan, formasi, dan ketepatan prosedur di lapangan (Foto:Dok.Abadi)

Sebagai ujung tombak pengamanan, Dalmas berfungsi meminimalisir eskalasi dengan pendekatan yang terukur, humanis, serta mengedepankan keselamatan publik. Karena itu, setiap personel Dalmas harus memiliki kesiapan optimal, mulai dari penggunaan perlengkapan hingga kemampuan membaca dinamika massa

Kepemimpinan sejati tidak hanya tercermin dari bagaimana seorang pemimpin mengatur, tetapi dari kesediaannya memahami dan merasakan apa yang dijalani anggotanya. Nilai inilah yang kembali ditekankan Kapolres Jember, AKBP Bobby A. Condroputra, ketika memimpin apel pagi bersama para Kapolsek jajaran, Senin (8/12/2025).

Dalam apel tersebut, Kapolres memberikan instruksi yang berbeda dari agenda sebelumnya. Ia mewajibkan seluruh Kapolsek untuk mengikuti latihan Dalmas lengkap dengan seluruh perlengkapan—mulai dari tameng, helm, hingga body protector. Langkah ini diambil agar para Kapolsek merasakan langsung beban tugas yang dihadapi anggota ketika berada di lapangan.

Instruksi ini bukan sekadar perintah teknis, tetapi pengingat bahwa pemimpin tidak seharusnya hanya duduk di balik meja. Mereka perlu turun, berkeringat bersama, dan menyelami dinamika tugas anggotanya. Melalui cara tersebut, terbentuk empati yang lebih kuat, solidaritas yang tumbuh alami, dan komunikasi yang lebih efektif antara pimpinan dan personel.

Pendekatan humanis ini menunjukkan komitmen Polres Jember dalam membangun budaya organisasi yang sehat di mana pemimpin hadir secara nyata, mendampingi serta memahami tantangan yang dihadapi bawahan. Sebuah praktik kepemimpinan yang tidak hanya terlihat, tetapi juga dirasakan.

Pada akhirnya, pemimpin bukan hanya mereka yang berdiri di depan untuk memberi instruksi, tetapi yang bersedia memikul tanggung jawab, merasakan beban yang sama, dan hadir saat dibutuhkan. Sebab, kepemimpinan bukan tentang kedudukan—melainkan tentang keberanian untuk berjalan bersama dan memastikan setiap langkah membawa kebaikan bagi semua.

|Abad⁷⁷